Pesawaran, INC MEDIA – Misteri kematian dua tahanan narkoba di Polres Pesawaran kembali mencuat. Dalam rentang waktu Juni hingga Juli 2025, dua tahanan meninggal dunia secara mendadak. Salah satunya, Edo Januar (26), warga Pekon Sidoharjo, Pringsewu.

Edo ditangkap pada 5 Mei 2025 atas dugaan penyalahgunaan narkotika di Negeri Katon. Dua bulan kemudian, tepatnya 27 Juli 2025, ia mengembuskan napas terakhir di RS GMC Pesawaran. Polisi menyebut ia meninggal karena serangan jantung. Namun, keluarga menolak begitu saja mempercayai penjelasan itu.

Edo sehat setelah rehab

Rizal, kakak ipar almarhum, masih ingat betul perubahan Edo setelah menjalani rehabilitasi BNN Loka Kalianda. Selama dua bulan rehab, kondisi Edo membaik.

“Sepulangnya dari rehab, keseharian Edo jadi lebih baik. Intensitas keluar malam berkurang, tidak pernah sakit, dan masih rutin konsultasi ke BNN provinsi,” ujar Rizal, Selasa, 23 September 2025.

BACA JUGA:Penganiayaan Jurnalis Pesawaran, Polres Gerak Cepat

Karena itu, keluarga terkejut ketika polisi menyampaikan bahwa Edo terkena serangan jantung.

“Edo tidak pernah punya riwayat penyakit jantung. Bahkan sehari-hari dia sehat,” kata Rizal.

Dugaan “tebusan” 50 juta

Rizal mengungkapkan, pada malam penangkapan, ada oknum polisi yang menawarkan agar Edo bisa dibawa pulang dengan uang tebusan Rp50 juta untuk dua orang.

“Kami tidak sanggup. Tiga hari setelahnya, kami malah menerima surat penahanan Edo,” katanya.

Selama masa tahanan, Edo kerap mengeluhkan soal makanan yang tidak cukup.

“Dia sering bilang lapar, tapi tidak pernah mengeluh sakit,” tutur Rizal.

Dok. foto INC MEDIA: Rizal (mengenakan kaos hitam) saat dikonfirmasi wartawan pada Selasa, 23 september 2025

Tragedi terjadi pada 26 Juli 2025 malam. Keluarga mendapat kabar Edo dibawa ke RS GMC. Saat tiba, ia sudah meninggal.

“Yang membuat kami janggal, polisi langsung bertanya apakah Edo punya riwayat sakit jantung. Kami jawab tegas: tidak pernah,” ucap Rizal.

Keluarga yang panik menolak autopsi dan memilih membawa pulang jenazah.

“Kami percaya saja dengan keterangan dokter malam itu. Tapi belakangan kami menyesal, banyak hal yang tidak jelas,” kata dia.

Surat pernyataan dan santunan

Kejanggalan makin terasa ketika beberapa hari setelah pemakaman, anggota polisi datang membawa santunan dan meminta keluarga membuat surat pernyataan ikhlas.

“Kami diminta tanda tangan, bahkan dibacakan dan direkam dalam bentuk video,” ujar Rizal.

Menurut keluarga, hingga kini kronologi kematian Edo belum pernah dijelaskan secara detail. Mereka juga tidak pernah menerima rekam medis lengkap, hanya surat kematian.

Kuasa hukum: “Harus diungkap tuntas”

Kuasa hukum keluarga dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Andi Lian, SH., MH & Partners, menegaskan peristiwa ini tidak boleh dibiarkan kabur.

“Saya prihatin dan meminta kepolisian mengungkap dugaan-dugaan yang menimbulkan kecurigaan. Jangan ada yang ditutup-tutupi,” ujar Andi Lian.

Menurut dia, keluarga awalnya menerima keterangan dokter karena ketidaktahuan. Namun semakin lama, kecurigaan makin besar.

“Kalau memang murni sakit, keluarga akan legowo. Tapi harus dibuktikan sejak awal agar tidak menimbulkan spekulasi publik,” ujarnya.

Lebih jauh, pihaknya memberi ultimatum kepada aparat.

“Baik Polres maupun Polda Lampung harus transparan dalam mengungkap misteri kematian Edo. Kalau tidak, kami akan mendatangi Mabes Polri untuk meminta tim dari Mabes turun langsung mengungkap peristiwa ini,” tegas Andi Lian.

BACA JUGA:Kepala Sekolah Mangkir 3 Bulan, Wabup Pringsewu Pastikan Sanksi

Ia menambahkan, Propam Polda Lampung disebut sudah memeriksa dua oknum petugas jaga, tetapi hasilnya tidak pernah disampaikan.

“Sudah hampir dua bulan, keluarga tidak tahu perkembangan. Kami menunggu keterbukaan polisi,” kata Andi.

Jawaban polisi

Kapolres Pesawaran, AKBP Heri Sulistyo Nugroho, menjelaskan Edo sempat ditangani medis sebelum meninggal.

“Saat tiba, ia masih bernafas dan ditangani. Namun kondisinya memburuk hingga meninggal dunia. Rekam medisnya sudah ada,” katanya, dikutip dari Radar Nusantara, Rabu (13/8/2025).

Dok. foto istimewa: dr. Intan (kiri) dan Kapolres Pesaewaran AKBP Heri Sulistyo Nugroho (kanan) saat konfrensi pers pada Rabu (13/8/2025).

Dokter RS GMC, dr. Intan, juga menyebut pemeriksaan luar tidak menemukan tanda kekerasan.

“Tidak ada memar, lebam, atau luka. Pemeriksaan disaksikan ayah, ibu, dan kakak Edo,” ujarnya.

Meski begitu, keluarga Edo tetap menyimpan luka dan tanda tanya. Bagi mereka, meninggalnya seorang anak muda yang baru saja bangkit dari masa kelam seharusnya tidak berakhir dengan misteri.

(Redaksi)

TAG:

Pesawaran, Edo Januar, kematian tahanan, Polres Pesawaran, Polda Lampung, kasus narkoba, dugaan kejanggalan, hak tahanan, transparansi polisi, misteri kematian tahanan